Sabtu, 14 Mei 2011

Asal Allah Senang

‘ABS’ alias ‘Asal Bapak Senang’. Ungkapan ini umum sekali kita dengar di Indonesia, khususnya dalam hubungan antara atasan dengan bawahan dalam sebuah perusahaan atau instansi. ‘Asal bapak senang’ adalah semacam peribahasa yang menggambarkan bagaimana seringkali seorang bawahan melakukan apapun, asalkan dapat membuat boss-nya senang, mulai dari berusaha bekerja dengan performa yang bagus, sampai dengan upaya menjilat. Tentunya dengan harapan, boss-nya akan senang dan dia akan memperoleh keuntungan dari situ.
Upaya menyenangkan atasan ini mendorong orang akan melakukan segalanya, bahkan bisa juga sampai menyingkirkan rekan atau temannya. Naudzubillah min zalik. Ungkapan ‘asal bapak senang’ ini juga bisa dilakukan dalam konteks seseorang yang ingin menarik hati calon ataupun yang sudah jadi mertuanya. Pada umumnya, ungkapan ini memang ditujukan untuk orang-orang yang istilahnya ‘mencari muka’.
Saya kadang, atau malah sering berpikir, kalau memang kita ingin berupaya menarik hati orang lain yang punya power, untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, kenapa tidak sekalian saja ‘menjilat’ yang bisa memberikan kita keuntungan lebih daripada yang bisa diberikan seluruh orang di dunia ini. Ya, kenapa kita tidak mencoba ‘mencari muka’ pada Tuhan?
Seseorang yang sudah terlanjur suka pada kita, akan melakukan apa saja bagi kita dan menuruti semua keinginan kita. Bukankah begitu yang dipikirkan seseorang yang ‘menjilat’ orang lain? Jadi, bayangkan bagaimana jadinya kalau Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa itu yang terlanjur suka pada kita. Allah sudah menjanjikan kepada hamba-Nya, bahwa Dia akan senantiasa mengabulkan setiap permintaan manusia. “...Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..” begitu yang difirmankan Allah dalam surat Al Mu’min ayat 60. Janji itu ditujukan kepada seluruh hambaNya tanpa terkecuali. Lalu bagaimana kalau hamba itu adalah yang Dia Sukai?
Belum lagi ditambah sifat-sifatNya Yang Menguasai dan Memiliki seluruh alam ini (Al Malik), dan juga sekaligus Maha Pemberi (Ar Razaaq). Allah juga tidak bisa dibohongi, karena Dia Maha Mengetahui (Al Aliim). Kalau boss atau mertua kita bisa marah dan tidak akan memaafkan kita kalau-kalau kita salah (baik sengaja ataupun tidak), maka Allah Maha Pengampun (Al Ghafuur) sebesar apapun kesalahan kita. Kalau boss atau mertua kita dalam memberi sesuatu mungkin masih mengharapkan balasannya dari kita, Allah tidak demikian. Bahkan, bila 1 yang kita berikan, Allah bisa Membalasnya dengan 10 kali lipat bahkan lebih, sebagaimana dalam banyak kisah di zaman Rasul. Jadi, mau ‘menjilat’ ke manakah kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar